Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

MPLS Ramah 2025/2026 Membangun Karakter dan Adaptasi Positif bagi Murid Baru

Konten [Tampil]

ramah anak mpls

Jakarta, 12 Juli 2025 – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) memperkenalkan kebijakan Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan (MPLS) Ramah untuk tahun ajaran 2025/2026. Program ini dirancang sebagai langkah awal bagi murid baru untuk mengenal lingkungan sekolah dengan pendekatan yang humanis, menghormati hak anak, dan mengedepankan pembentukan karakter yang kuat. MPLS Ramah bertujuan menciptakan pengalaman belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan, sekaligus memperkuat profil lulusan yang sesuai dengan visi pendidikan nasional.

Prinsip dan Durasi MPLS Ramah

MPLS Ramah dilaksanakan selama lima hari pada minggu pertama tahun ajaran baru, mengikuti kalender akademik dan jadwal pembelajaran formal. Kegiatan ini berfokus pada pengenalan warga sekolah, kurikulum, serta lingkungan pendidikan. Untuk satuan pendidikan berasrama, penyesuaian jadwal dapat dilakukan sesuai kebutuhan, dengan tetap mematuhi panduan resmi. Menurut Surat Edaran Kemendikdasmen, MPLS harus memuliakan murid, menghormati hak anak, dan menanamkan nilai-nilai karakter melalui aktivitas yang mendukung perkembangan holistik. Kegiatan ini diharapkan menjadi fondasi yang kokoh bagi murid baru dalam memulai perjalanan pendidikan mereka.

Tujuan MPLS Ramah

MPLS Ramah memiliki enam tujuan utama yang mencakup berbagai aspek perkembangan murid:

  1. Membangun Karakter dan Profil Lulusan: Melalui kegiatan seperti Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dan Pertemuan Pagi Ceria, murid baru diajak mengenal dan menginternalisasi nilai-nilai positif, seperti integritas, kerja sama, dan tanggung jawab. Kegiatan ini juga memperkenalkan profil lulusan yang diharapkan, seperti menjadi pelajar yang kreatif, kritis, dan berakhlak mulia.
  2. Mengenal Warga Sekolah: MPLS membantu murid baru beradaptasi dan berinteraksi secara positif dengan guru, tenaga kependidikan, dan sesama murid. Kegiatan ini mencakup perkenalan antarindividu untuk membangun rasa kebersamaan dan solidaritas.
  3. Pengenalan Sarana Prasarana: Murid diajak mengenal fasilitas sekolah, termasuk denah, tata letak, fungsi ruang, serta aspek aksesibilitas dan keamanan. Hal ini penting agar murid merasa nyaman dan aman di lingkungan baru.
  4. Adaptasi dengan Lingkungan Sekitar: Melalui aktivitas seperti Belajar Bermasyarakat, murid diperkenalkan pada kondisi sosial dan fisik di sekitar sekolah. Kegiatan ini membantu mereka memahami konteks lingkungan tempat mereka belajar.
  5. Pemahaman Kurikulum: Murid baru diperkenalkan pada visi, misi, tujuan, serta program intra-, ko-, dan ekstrakurikuler sekolah. Pemahaman ini membantu mereka menyesuaikan diri dengan sistem pembelajaran dan budaya sekolah.
  6. Memahami Kebutuhan Murid: Guru mengenal karakteristik dan kebutuhan perkembangan setiap murid baru melalui pengisian formulir identitas atau asesmen awal. Informasi ini menjadi dasar untuk merancang pembelajaran yang relevan dan mendukung potensi masing-masing murid.

Silabus MPLS Ramah

Silabus MPLS Ramah disusun dengan mempertimbangkan kebutuhan spesifik setiap jenjang pendidikan, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Berikut adalah rincian silabus berdasarkan jenjang pendidikan:

Jenjang PAUD

Untuk PAUD, MPLS Ramah berfokus pada pengenalan lingkungan belajar yang menyenangkan dan aman. Kegiatan meliputi:

  • Pengenalan Alat Permainan Edukatif (APE) dan fasilitas lainnya untuk mendukung perkembangan motorik dan kognitif.
  • Pembentukan kebiasaan positif, seperti cara menggunakan sarana prasarana dengan aman dan bertanggung jawab.
  • Perkenalan dengan guru, tenaga kependidikan, dan sesama murid untuk membangun rasa percaya diri.
  • Kegiatan pilihan, seperti pengenalan lingkungan sekitar PAUD atau pendidikan pengasuhan untuk orang tua, dapat disesuaikan dengan kebutuhan satuan pendidikan.

Jenjang SD

Pada jenjang Sekolah Dasar, MPLS Ramah menekankan adaptasi murid terhadap lingkungan sekolah yang lebih terstruktur. Kegiatan mencakup:

  • Pengenalan denah sekolah, tata letak ruang, dan fungsi sarana prasarana, seperti laboratorium, perpustakaan, dan lapangan olahraga.
  • Program kesehatan sekolah, seperti pengenalan kebiasaan hidup sehat dan keamanan di lingkungan sekolah.
  • Kegiatan Belajar Bermasyarakat untuk memperkenalkan murid pada komunitas sekitar sekolah.
  • Kegiatan pilihan, seperti pengenalan karakter mandiri atau interaksi dengan masyarakat lokal, dapat diintegrasikan untuk memperkaya pengalaman.

Jenjang SMP

Untuk Sekolah Menengah Pertama, MPLS Ramah mengintegrasikan isu-isu relevan dengan perkembangan remaja, seperti:

  • Pencegahan penyalahgunaan NAPZA, judi online, dan pornografi untuk membangun kesadaran akan isu sosial.
  • Pengenalan keadaban digital dan kesehatan reproduksi untuk mendukung pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
  • Kegiatan seperti asesmen literasi membaca dan numerasi untuk memetakan minat dan bakat murid.
  • Kegiatan pilihan, seperti pengenalan empat pilar kebangsaan atau pendidikan perubahan iklim, dapat dipilih sesuai kebutuhan sekolah.

Jenjang SMA

Meskipun dokumen tidak merinci silabus untuk SMA, prinsip MPLS Ramah tetap berlaku, dengan penyesuaian pada isu-isu yang lebih kompleks, seperti pengembangan kepemimpinan, kesiapan karier, dan tanggung jawab sosial. Kegiatan dapat mencakup diskusi tentang tujuan pendidikan menengah, pengenalan program ekstrakurikuler, dan penguatan nilai-nilai kebangsaan.

Pengawasan dan Evaluasi

Pengawasan MPLS Ramah dilakukan secara berkelanjutan oleh panitia MPLS, dinas pendidikan, dan Kemendikdasmen. Tujuannya adalah memastikan kegiatan sesuai dengan panduan, mendeteksi potensi penyimpangan, dan memberikan respons cepat terhadap masalah yang muncul. Aspek yang diawasi meliputi:

  • Kesesuaian dengan rencana program yang telah disusun.
  • Kepatuhan terhadap aturan dan larangan, seperti pelarangan aktivitas yang bersifat perpeloncoan.
  • Respons dan kondisi murid selama kegiatan untuk memastikan kesejahteraan mereka.

Evaluasi dilakukan melalui dua pendekatan:

  1. Evaluasi Mandiri: Sekolah mengumpulkan umpan balik dari murid, guru, dan orang tua untuk menilai efektivitas dan dampak MPLS. Data ini dianalisis untuk mengidentifikasi keberhasilan dan tantangan.
  2. Evaluasi Instrumen Kemendikdasmen: Instrumen ini digunakan untuk memetakan capaian implementasi MPLS di seluruh Indonesia, dengan fokus pada murid dan kepala satuan pendidikan. Evaluasi ini mendukung pengembangan berkelanjutan program MPLS.

Pelaporan

Pelaporan merupakan tahap akhir yang penting untuk memastikan akuntabilitas dan transparansi. Laporan disusun oleh satuan pendidikan dan disampaikan secara berjenjang kepada dinas pendidikan, kemudian ke Kemendikdasmen melalui Balai/Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan. Isi laporan mencakup:

  • Deskripsi Kegiatan: Meliputi pendahuluan, perencanaan, pelaksanaan, dan data murid baru.
  • Hasil Evaluasi Mandiri: Berisi respons murid, persepsi guru dan orang tua, serta pencapaian tujuan MPLS.
  • Kendala dan Tantangan: Identifikasi masalah selama perencanaan dan pelaksanaan, seperti keterbatasan sumber daya atau partisipasi.
  • Rekomendasi: Usulan perbaikan berdasarkan kendala yang dihadapi, seperti peningkatan pelatihan panitia atau penambahan fasilitas.

Laporan ini berfungsi sebagai basis data bagi dinas pendidikan untuk memetakan praktik baik dan area yang perlu perhatian. Selain itu, laporan dapat menjadi dasar pembinaan jika ditemukan kendala yang memerlukan intervensi lebih lanjut.

Larangan dan Tanggung Jawab

MPLS Ramah melarang segala bentuk aktivitas yang tidak mendidik, seperti perpeloncoan, kekerasan fisik atau verbal, dan tugas yang tidak relevan dengan tujuan pendidikan. Sekolah diwajibkan mematuhi panduan resmi dan memastikan kegiatan berlangsung dalam suasana yang aman dan mendukung. Orang tua juga diimbau berperan aktif dengan mendampingi anak selama MPLS untuk memberikan rasa aman dan dukungan emosional.

Tanggung jawab pelaksanaan MPLS melibatkan berbagai pihak:

  • Satuan Pendidikan: Bertanggung jawab merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan sesuai panduan.
  • Dinas Pendidikan: Mengawasi dan mendukung pelaksanaan MPLS di wilayahnya, termasuk memberikan pembinaan jika diperlukan.
  • Kemendikdasmen: Menyusun kebijakan, panduan, dan instrumen evaluasi untuk memastikan konsistensi dan kualitas MPLS di seluruh Indonesia.

Peran Orang Tua

Orang tua memiliki peran penting dalam mendukung keberhasilan MPLS Ramah. Selain mendampingi anak, mereka juga diundang untuk mengenal kurikulum, visi, dan budaya sekolah melalui sesi khusus, seperti pada jenjang PAUD. Keterlibatan orang tua membantu memperkuat kemitraan antara sekolah dan keluarga, yang pada akhirnya mendukung perkembangan anak secara holistik.

Dampak dan Harapan

MPLS Ramah diharapkan menjadi langkah awal yang positif bagi murid baru dalam memulai perjalanan pendidikan mereka. Dengan pendekatan yang berfokus pada kesejahteraan anak, program ini tidak hanya membantu murid beradaptasi dengan lingkungan baru, tetapi juga membentuk karakter yang kuat dan profil lulusan yang kompetitif. Kegiatan seperti pengenalan nilai-nilai kebangsaan, pencegahan isu sosial, dan penguatan literasi digital diharapkan dapat membekali murid dengan keterampilan abad 21.

Keberhasilan MPLS Ramah juga bergantung pada kolaborasi antara sekolah, dinas pendidikan, orang tua, dan masyarakat. Dengan pengawasan yang ketat dan evaluasi yang komprehensif, program ini dapat terus disempurnakan untuk memenuhi kebutuhan murid di berbagai jenjang pendidikan.

Informasi Lebih Lanjut

Untuk informasi lebih lanjut tentang MPLS Ramah, termasuk panduan lengkap dan silabus, kunjungi cerdas berkarakter mendikdasmen .MPLS Ramah 2025/2026 diharapkan menjadi model pengenalan lingkungan sekolah yang inklusif, mendidik, dan menginspirasi, menciptakan generasi pelajar yang berintegritas, adaptif, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Post a Comment for "MPLS Ramah 2025/2026 Membangun Karakter dan Adaptasi Positif bagi Murid Baru"