Dampak Buruk Sound Horeg bagi Kesehatan Tubuh Menurut WHO
Sound horeg, istilah yang merujuk pada sistem suara berdaya tinggi yang menghasilkan volume suara ekstrem (biasanya melebihi 120–135 desibel), semakin populer di kalangan pecinta otomotif dan acara hiburan di Indonesia. Namun, di balik keseruannya, paparan suara keras dari sound horeg dapat membawa dampak serius bagi kesehatan tubuh. Berdasarkan pedoman dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), paparan suara keras yang berkepanjangan atau intens dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari gangguan pendengaran hingga dampak psikologis. Artikel ini akan mengulas secara mendalam dampak buruk sound horeg bagi tubuh dan menyajikan rekomendasi WHO untuk mencegahnya.
Mengapa Sound Horeg Berbahaya?
Menurut WHO, paparan suara di atas 85 desibel (dB) sudah dapat membahayakan pendengaran jika berlangsung lama. Sebagai gambaran, sound horeg menghasilkan suara yang jauh melebihi ambang batas ini, sering kali mencapai 120–135 dB atau lebih, setara dengan suara mesin jet saat lepas landas. Paparan suara sekeras ini, bahkan dalam waktu singkat, dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ pendengaran dan memengaruhi sistem tubuh lainnya. WHO menyatakan bahwa polusi suara, termasuk dari sound horeg, merupakan ancaman kesehatan masyarakat yang terus meningkat, terutama di lingkungan urban.
Berikut adalah penjelasan rinci tentang dampak buruk sound horeg bagi kesehatan tubuh, berdasarkan temuan WHO dan penelitian terkait.
Dampak Kesehatan dari Sound Horeg
Berikut adalah beberapa dampak kesehatan utama yang disebabkan oleh paparan sound horeg, sebagaimana diidentifikasi oleh WHO:
1. Gangguan Pendengaran (Noise-Induced Hearing Loss - NIHL)
Paparan suara di atas 85 dB dapat merusak sel-sel rambut di koklea, bagian telinga dalam yang bertanggung jawab atas pendengaran. Sound horeg dengan intensitas 120–135 dB dapat menyebabkan kerusakan pendengaran sementara atau permanen hanya dalam hitungan detik. WHO mencatat bahwa kerusakan ini bersifat irreversibel, terutama jika paparan berulang terjadi tanpa perlindungan.
2. Tinnitus dan Hiperakusis
Sound horeg dapat memicu tinnitus, yaitu sensasi dengung atau dering di telinga yang bisa menjadi kronis. Selain itu, hiperakusis, yaitu sensitivitas berlebih terhadap suara normal, juga dapat terjadi. Kondisi ini dapat mengganggu kualitas hidup dan menjadi tanda awal kerusakan pendengaran.
3. Dampak Kardiovaskular
Paparan suara keras meningkatkan hormon stres seperti kortisol, yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan detak jantung. Menurut studi yang dikutip WHO dalam The Lancet (2014), paparan suara keras kronis meningkatkan risiko hipertensi dan penyakit jantung. Sound horeg yang intens dapat memperburuk risiko ini, terutama jika paparan terjadi secara rutin.
4. Gangguan Kesehatan Mental
Suara keras dari sound horeg dapat memicu stres, kecemasan, dan iritabilitas. WHO menegaskan bahwa polusi suara berkontribusi pada gangguan kesehatan mental, termasuk depresi. Penelitian dalam International Journal of Environmental Research and Public Health (2021) menunjukkan bahwa paparan musik keras dapat memperburuk kondisi psikologis seseorang.
5. Gangguan Tidur
Sound horeg yang digunakan pada acara malam hari dapat mengganggu tidur masyarakat sekitar. WHO menyatakan bahwa gangguan tidur akibat suara keras menyebabkan kelelahan, penurunan fungsi kognitif, dan masalah kesehatan jangka panjang. Efek ini sangat signifikan di daerah padat penduduk.
6. Gangguan Kognitif dan Perilaku
Suara keras dapat mengurangi konsentrasi dan kinerja kognitif, terutama di lingkungan kerja atau belajar. Penelitian dalam Journal of the Acoustical Society of America (2021) menunjukkan bahwa paparan suara keras seperti sound horeg dapat meningkatkan perilaku agresif dan menurunkan efisiensi kerja.
7. Gangguan Keseimbangan (Vertigo)
Suara ekstrem dari sound horeg dapat mengganggu sistem vestibular di telinga dalam, yang mengatur keseimbangan. Hal ini dapat menyebabkan pusing atau vertigo, terutama pada individu yang sensitif terhadap getaran suara keras.
8. Efek Fisiologis Lain
Paparan sound horeg juga dapat menyebabkan sakit kepala, gangguan pencernaan, dan ketidakseimbangan hormon. Getaran fisik dari suara keras dapat memicu ketidaknyamanan seperti mual atau nyeri dada, sebagaimana dilaporkan dalam beberapa kasus.
Tabel Dampak Bahaya Sound Horeg
Berikut adalah tabel yang merangkum dampak buruk sound horeg bagi kesehatan tubuh:
| Dampak Kesehatan | Penjelasan | Tingkat Risiko |
|---|---|---|
| Gangguan Pendengaran (NIHL) | Kerusakan sel rambut di koklea, menyebabkan kehilangan pendengaran sementara/permanen | Tinggi |
| Tinnitus dan Hiperakusis | Dering di telinga atau sensitivitas berlebih terhadap suara | Sedang-Tinggi |
| Gangguan Kardiovaskular | Peningkatan tekanan darah dan risiko penyakit jantung akibat stres | Sedang |
| Gangguan Kesehatan Mental | Stres, kecemasan, dan depresi akibat paparan suara keras | Sedang |
| Gangguan Tidur | Gangguan pola tidur, menyebabkan kelelahan dan penurunan kesehatan | Sedang-Tinggi |
| Gangguan Kognitif dan Perilaku | Penurunan konsentrasi, efisiensi kerja, dan peningkatan perilaku agresif | Sedang |
| Gangguan Keseimbangan (Vertigo) | Pusing atau vertigo akibat gangguan sistem vestibular | Rendah-Sedang |
| Efek Fisiologis Lain | Sakit kepala, mual, atau gangguan hormon akibat getaran suara keras | Rendah-Sedang |
Rekomendasi WHO untuk Pencegahan
Untuk mengurangi risiko kesehatan akibat sound horeg, WHO merekomendasikan beberapa langkah pencegahan berikut:
Batasi Paparan Suara Keras
Hindari paparan suara di atas 85 dB untuk waktu lama. Untuk sound horeg (120–135 dB), paparan sebaiknya tidak lebih dari beberapa detik tanpa perlindungan.Gunakan Pelindung Telinga
Penggunaan penutup telinga atau earplug dapat mengurangi intensitas suara yang masuk ke telinga, sehingga melindungi pendengaran dari kerusakan.Jaga Jarak dari Sumber Suara
Menjaga jarak aman dari speaker atau sumber sound horeg dapat mengurangi risiko kerusakan pendengaran dan efek fisiologis lainnya.Istirahat dari Paparan Suara
Berikan jeda waktu untuk telinga beristirahat setelah paparan suara keras, terutama setelah menghadiri acara dengan sound horeg.Konsultasi Medis Segera
Jika mengalami gejala seperti tinnitus, pusing, atau penurunan pendengaran setelah paparan sound horeg, segera konsultasikan ke dokter spesialis THT.
Kesimpulan
Sound horeg mungkin memberikan hiburan bagi sebagian orang, tetapi dampak buruknya terhadap kesehatan tidak dapat diabaikan. Berdasarkan temuan WHO, paparan suara keras dari sound horeg dapat menyebabkan gangguan pendengaran, masalah kardiovaskular, gangguan kesehatan mental, hingga gangguan tidur dan kognitif. Dengan memahami risiko ini dan mengikuti rekomendasi WHO, masyarakat dapat mengambil langkah proaktif untuk melindungi kesehatan mereka. Penting bagi penyelenggara acara dan individu untuk mematuhi pedoman kebisingan dan memprioritaskan kesehatan publik, terutama di lingkungan yang sering terpapar sound horeg. Mari bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman dari polusi suara.

Post a Comment for "Dampak Buruk Sound Horeg bagi Kesehatan Tubuh Menurut WHO"
Salam perkenalan